Jumat, 24 Maret 2017

Pergaulan Bebas Sebagai Bentuk Kenakalan Remaja

                                                                 KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya karya tulis yang berjudul Pergaulan Bebas Sebagai Bentuk Kenakalan Remaja. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Ibu Fatmawati selaku kepala sekolah SMA Negeri 3 sekaligus guru pembimbing penulis yang memberi tugas karya tulis ini serta banyak memberikan materi pendukung, masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis.
2.      Ibu Agustina selaku ibu saya yang memberi saran dan motivasi dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3.      Bapak Salpius selaku ayah saya yang memberi fasilitas yang memudahkan saya dalam menyelesaikan karya tulis ini.
4.      Teman-teman kelas XI CI yang memberi dukungan dan semangat sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
5.      Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini.
6.      Pembaca yang budiman.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran dan pendapat yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan karya tulis ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.







DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................................1
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2.Masalah................................................................................................................................4
1.3.Tujuan..................................................................................................................................4
1.4.Manfaat................................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................................5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................6
4.1  Pengertian Kenakalan Remaja. ...........................................................................................7
4.2  Pengertian Pergaulan............................................................................................................7
4.3  Pengertian Remaja...............................................................................................................8
4.4  Pengertian Pergaulan Bebas.................................................................................................9
4.5  Faktor Penyebab Pergaulan Bebas.......................................................................................9
4.6  Akibat yang Ditimbulkan dari Pergaulan Bebas................................................................11
4.7  Jalan Keluar Pergaulan Bebas............................................................................................12
BAB V PENUTUP...................................................................................................................13
5.1  Kesimpulan.........................................................................................................................13
5.2  Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14



BAB I
Pendahuluan
a.       
              Latar Belakang
Pada masa modern ini, tingkat pernikahan dini semakin meningkat. Kebanyakan disebabkan karena hamil di luar nikah yang mana kemudian dipaksakan oleh orang tua mereka masing-masing. Mengapa banyak remaja perempuan yang hamil diluar nikah? Pada umumnya, penyebabnya adalah pergaulan bebas. Pihak perempuan adalah mahluk yang paling di rugikan dan dikorbankan dalam pergaulan bebas. Penulis berharap tidak terjadi lagi pergaulan bebas agar generasi muda tidak terjerumus ke hal negatif yang menodai masa mudanya. Lebih baik melakukan hal-hal positif yang mencerahkan masa depan kita sebagai generasi muda.
b.      Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis utarakan dalam pembahasan di dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan kenakalan remaja?
2.      Apakah yang dimaksud dengan pergaulan?
3.      Apakah yang dimaksud dengan remaja?
4.      Apakah yang dimaksud dengan pergaulan bebas?
5.      Faktor-faktor apa sajakah yang memacu terjadinya pergaulan bebas?
6.      Akibat apa sajakah yang ditimbulkan dari pergaulan bebas?
c.       Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah :
1.      Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pergaulan bebas sebagai bentuk kenakalan remaja.
2.      Mendiskripsikan tentang pergaulan bebas sebagai bentuk kenakalan remaja.

d.      Manfaat
Manfaat dari pembuatan karya tulis ini adalah :
1.      Penulis dan pembaca dapat mengetahui bahwa pergaulan bebas sebagai bentuk kenakalan remaja.
2.      Melatih penulis dalam menggunakan ejaan dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3.      Menambah kreatifitas penulis dalam menyusun karya tulis ini.
4.      Memberikan siswa pengetahuan baru.
5.      Memperbaiki nilai pelajaran Bahasa Indonesia.
6.      Agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulannya yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.
BAB II
Kajian Teori
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan  individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang remaja.
   Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja diamana merupakan calon penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan. Namun, pada kenyataanya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup remaja, yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia saat ini.Karena seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulan bebas pada diri remaja.
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). bebas diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan liar.
Cara mengatasi masalah pergaulan bebas :
1.      Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2.      Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
3.      Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
BAB III
Metedologi Penelitian
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai rujukan dalam penyusunan karya tulis ini adalah :
-          Metode Langsung
Metode langsung yaitu metode mencari data melalui internet untuk mencari informasi tentang pencemaran lingkungan. (Seacrhing and Browsing).
BAB IV
Pembahasan
a.      Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remajaadalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenilecourt) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, da nmana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil,pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan. Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-minuman keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari orang tua. Pada karya tulis ini, penulis ingin mengutarakan tentang pergaulan bebas sebagai salah satu bentuk dari kenakalan remaja.
b.      Pengertian Pergaulan
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan  individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

c.        Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar.Banyak kita baca di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.Remaja harus mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar.
d.      Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja. Pergaulan bebas adalah wabah dalam pergaulan remaja. Wabah ini memberikan berbagai dampak negatif bagi masa depan bangsa Indonesia. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.
Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan, disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.

e.        Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain – yang banyak mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak muda, yakni:
1.      Faktor Keluarga
Faktor pemicu terjadinya pergaulan bebas adalah masalah keluarga. Biasanya para remaja “nakal” dikarenakan kurangnya pengawasan dari orang tua atau kurangnya perhatian orang tua, sehingga membuat anak terlalu bebas dalam pergaulan.  Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
2.      Faktor Kesenjangan
Faktor kesenjangan pada sebagian masyarakat kita masih terdapat anak-anak yang merasa bahwa orang tua mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang muda. Anak-anak muda cenderung meninggalkan orang tua, termasuk dalam menentukan bagaimana mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha mengatasinya.
3.      Faktor Kekurangan pedulian Orang Tua
Orang tua kurang perduli terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung menganggap bahwa masalah pergaulan adalah urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu sudah terlambat.
4.      Faktor Ketidakngertian
Faktor ketidakngertian kasus ini banyak terjadi pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang harus merekaper buat.
5.      Faktor Agama Dan Iman.
Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagipada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama dan pada diri anak sendiri.
6.      Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh, pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.
7.      Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya bergaul sebebas-bebasnya

f.        Akibat yang Ditimbulkan dari Pergaulan Bebas
Dampak Negatif  Pergaulan Bebas antara lain :
-          Hamil di Luar Nikah
Salah satunya adalah hamil diluar nikah. Hal ini berbahaya bagi perempuan untuk hamil, karena secara biologis akan terjadi perobekan yang luas pada vagina apalagi sampai melahirkan. Bahkan bisa menyebabkan kematian pada pihak wanita.
-          Terkena Penyakit
Dampak negatif lainnya adalah akan terkena penyakit. Penyakit yang diderita dari pergaulan bebas sangatlah variatif dari yang bisa di sembuhkan sampai dengan yang sulit bahkan sampai tidak dapat disembuhkan seperti AIDS.
-          Kesulitan Melanjutkan Pendidikan
Selain itu, kesulitan melanjutkan pendidikan juga merupakan dampak negatifnya. Korban perempuan pergaulan bebas yang sudah hamil akan merasa malu pada diri mereka, sehingga mereka tidak mau sekolah. Oleh karena itu, pendidikan mereka sulit untuk dilanjutkan.
-          Berdosa
Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu. Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita. Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.

g.      Jalan Keluar Pergaulan Bebas
·         Banyak Beraktivitas Positif
Tentu saja ada banyak cara mengatasi pergaulan bebas salah satu contohnya adalah banyak beraktifitas secara positif. Pergaulan bebas, biasanya dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu bermain, dan bermalam minggu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, mengalihkan waktu untuk kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan.
·         Menanamkan Nilai Ketimuran
Pergaulan bebas merupakan wujud lunturnya ketimuran remaja sebagai orang Indonesia. Maka dari itu, menanamkan nilai ketimuran sangat perlu untuk dilakukan dengan tidak terpengaruh kepada hal-hal negatif dari globalisasi seperti mabuk-mabukan, pesta berfoya-foya, seks bebas, merokok, lunturnya kesopanan dalam berpakaian dan lain-lain.
·         Membentuk Lingkungan yang Baik.
Sebagai yang kita tahu bahwa lingkungan adalah faktor terpenting dalam pergaulan seseorang. Maka kita sebagai penerus bangsa harus membuat pergaulan yang tidak bertolak belakang dari ajaran agama.
·         Pembinaan yang Baik dari Keluarga.
Telah jelas pula bahwa keluarga faktor yang menjadikan pribadi anak. Keluarga juga sekolah pertama dalam mendidik pribadi seseorang. Dengan membiasakan kebiasaan yang baik, dari hal kecil sampai yang besar.
·         Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dapat mendidik akhlak maupun prilaku seorang pelajar. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk pelajar maupun untuk lingkungan sekolah itu sendiri.
·         Mengurangi Menonton Televisi
Televisi idealnya bisa menjadi sarana mendapatkan informasi yang mendidik dan bisa meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun, kenyataannya, saat ini harapan itu sangat jauh. Televisi kita terutama stasiun televisi swasta, mereka lebih banyak menampilkan acara hiburan, maupun sinetron-sinetron yang menawarkan nilai-nilai gaya hidup bebas, hedonis. Begitu juga beragam tayangan infotainment yang kadang menayangkan acara perselingkuhan, sex bebas di kalangan artis.Sinetron-sinetron yang ditayangkan di televisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak. Selain itu di televisi mengandung hal-hal negatif seperti tawuran, seks bebas, pembunuhan, narkoba, mengomong kotor, menghina orang dll.
·         Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Sosialisasi kepada para remaja bahaya pergaulan bebas perlu dilakukan. Dengan mendatangi sekolah-sekolah atau suatu forum remaja dengan menjelaskan akibat serta dampak negatif yang diperoleh dari pergaulan bebas
·         Pendidikan Seks
Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar

BAB V
Penutup
a.      Kesimpulan
Pada intinya, pergaulan bebas itu merugikan dan patut dihindari. Masih banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan tanpa pergaulan bebas. Pergaulan bebas justru melunturkan ketimuran kita.
Penulis kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini.
b.      Saran
Saran penulis pikirkanlah masa depan pembaca sebelum pembaca memutuskan untuk terjerumus dalam pergaulan bebas. Lebih baik melakukan hal-hal positif yang mencerahkan masa depan pembaca.
Selain itu, perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya seperti pramuka ,karang taruna,dan kegiatan lainnya, yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua.
Hendaknya para orangtua lebih mengenal dan mengawasi anak-anaknya agar tidak terjerumus.
Hendaknya sekolah-sekolah lebih sering melakukan razia kepada para murid-muridnya agar para remaja tidak ada yang menyimpan video porno.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
- Google.co.id
- Wikipedia.com

KARYA ILMIAH SEDERHANA MENGENAI BAHAYA ROKOK











BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Rokok menurut dokter sangat berbahaya bagi kesehatan. Banyak kandungan zat berbahaya didalam rokok. Hal itu sangat mengganggu kesehatan. Berbagai alasan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya beradu argument dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa timbulnya dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sangatlah ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi di lain pihak orang-orang dengan sengaja mengalihkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-paru mereka tanpa sepengetahuan kita. Asap rokok akan menyebabkan kanker, serangan jantung, dan akan merusak diri kita dan orang.

Terutama remaja masa kini, masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.

Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah, masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil membuat mereka melakukan segala hal untuk melampiaskan emosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal ini di sebabkan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah atau masyarakat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepannya.

Kebiasaan  merokok  di  Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para perokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif.

Karena itu Penulis menyusun masalah yang berjudul “ Bahaya Merokok” agar dapat mengetahui akibatnya bagi pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian dari rokok ?
Apa saja ciri-ciri perokok ?
Bagaimana dampak rokok terhadap kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk menyadarkan para remaja akan bahaya merokok
Agar para remaja tahu tentang bahan kimia yang ada di rokok
Untuk membiasakan para remaja jauh dari rokok.

1.4 Metode Penulisan

Dalam menyusun makalah ilmiah ini penulisan menggunakan dua buah metode, yaitu internet dan metode bacaan.

1.5 Kegunaan Penelitian

Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai semua yang berhubungan dengan bahaya merokok.
Bagi Pembaca, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai bahaya merokok.
Bagi Para Ilmuwan yang meneliti, Penelitian ini dapat memberikan tambahan data-data atau pernyataan-pernyataan mengenai bahaya merokok.

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam bab ini. Sistematika yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

BAB I  Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II  Berisi pembahasan tentang “ Bahaya Merokok “.

BAB III  Dalam bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dan saran dari karya ilmiah yang berjudul Bahaya Merokok.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Bahan-bahan kimia yang terkandung pada rokok :

Nikotin : menyebabkan kecanduan, merusak jaringan otak, dan dara muda menggumpal.

Tar : menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru, meningkatkan produksi dahak atau lendir di paru-paru, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Karbon monoksida : yang dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat di ikat dara, dan dan mengurangi transportasi dara dalam tubuh.

Zat kersinogen : dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

Zat iritan : dapat mengakibatkan batuk, kanker paru-paru, dan iritasi pada paru-paru.

2.2 Faktor alasan seorang remaja mulai merokok

Alasan seorang remaja mulai pertama kali merokok dari berbagai penelitian antara lain: rasa ingin coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu enaknya rokok, sekedar ingin merasakan, agar terlihat keren, meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan, kebiasaan saja untuk pergaulan, lambing kedewasaan, mencari inspirasi. Dan alasan lainya adalah sebagai penghilang stress, penghilang jenuh, sukar melepaskan diri, pengaruh lingkungan, iseng anti mulut asam, pencuci mulut, kenikmatan.

Bagi kebanyakan pelajar, mulai merokok di sebabkan oleh dorongan lingkungan. Contohnya saja, pelajar tersebut mulai merokok karena malu hati kepada teman-temannya yang merokok,  sehingga  ia pun mulai merokok dan akhirnya kebiasaan atau kecanduan dengan rokok. Kebanyakan pelajar juga beranggapan bahwa dengan merokok dirinya merasa hebat/maco, gaya, dan di akui. Padahal jika dia tidak pandai-pandai  menjaga dirinya, rokok adalah awal terjerumusnya seseorang kepada obat-obatan terlarang.

2.3 Ciri-ciri Perokok

Bibir dan gusi menjadi hitam
Kulit jadi hitam
Mata merah
Kukuh membiru
Pipih perokok terlihat kempok
Mudah terserang penyakit batuk
Nafas bau
Perokok terlihat tenang dengan asiknya mengisap rokok

2.4 Penyebab Remaja Merokok antara lain :

Pengaruh Orangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang tidak bahagia.

Pengaruh Teman

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok.

Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial.

 Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

 2.5 Dampak Rokok

Dampak Rokok bagi diri sendiri
Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian dibandingkan keuntungan bagi tubuh.
Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika kita tidak merokok mulut tidak enak dan asam.
Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan berbagai hal positif yang ada pada diri kita hilang ketika kita menjadi seorang perokok.
Bagi orang lain
Ketika kita sedang merokok, asap rokok kita dapat mengganggu orang lain dan juga menyebabkan polusi udara.
Menyebabkan seseorang yang dekat dengan kita menjadi perokok pasif.
Jika membuang puntung rokok sembarangan tanpa mematikan terlebih dahulu dapat menyebabkan kebakaran.
Menyebabakan menipisnya lapisan ozon.


2.4 Upaya Pencegahan

Beberapa upaya yang telah di lakukan pemerintah yaitu:
Upaya yang dilaksanakan oleh departemen kesehatan bukan suatu kampanye anti rokok, tetapi penyuluhan tentang hubungan rokok dengan kesehatan.
Sasaran yang ingin di jangkau adalah sasaran-sasaran terbatas, yaitu: petugas kesehatan, para pendidik, para murid sekolah, para pemuka, anak dan remaja, para wanita terutama ibu hamil.
Kegiatan di utamakan pada pencegahan bagi yang belum merokok.
Menanamkan pengertian tentang etika rokok.
Upaya yang di lakukan sekolah yaitu:
Para guru lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan menyusuri tempat-tempat yang sering di jadikan tempat untuk merokok. Selain itu juga guru harus memberi sangsi tegas kepada siswa yang suka merokok agar siswa tersebut jera.

 BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Kebiasaan merokok dikalangan remaja sangat membahayakan baik ditinjau dari segi pendidikan maupun kesehatan serta sosial ekonomi. Dipandang dari segi pendidikan sudah jelas bahwa hal ini akan mengganggu studinya, sedangkan dari segi kesehatan akibat kebiasaan merokok akan menyebabkan berbagai penyakit (serangan jantung, gangguan pernafasan, dan sebagainya). Dari segi ekonomi merupakan pengeluaran anggaran yang tidak perlu atau memboroskan.

 Saran

Setelah membaca karya tulis ilmiah ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokok, agar kesehatan mereka tidak terganggu dan terhindar dari penyakit yang dapat mengancam jiwa mereka.

 DAFTAR PUSTAKA

Upaya Industri Rokok Kretek dalam Menghadapi Penerapan Ketentuan Kandungan Nikotin dan Tar. Disajikan oleh GAPRI pada pertemuan Teknis Intensifikasi Tembakau Voor-Oogst di Surakarta, 4 November 1999.
Sinaga, J. 1990. “ Tatakrama Periklanan di Indonesia Menyangkut Iklan Rokok”. Seminar Mengenai Rokok pada tanggal 28 Maret 1990. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.